REL

SUMBER gambar


Adikmu bersamaku, jika ingin bertemu dengannya datang saja ke taman kota.
-REL-


Aku benar-benar kaget setengah mati dibuatnya. Saat aku pulang dari berbelanja, adikku sudah menghilang dan hanya kertas kecil ini yang ada di ruang tamu.


Adikku di culik, tapi di kertas ini tidak menyebutkan uang tebusan adikku.


Apa yang harus aku lakukan?

Aku harus lapor polisi, tapi apa yang akan terjadi jika aku melapor.

Ahh...aku bingung memikirkannya.


Tapi bukan waktunya bagiku untu panik, aku harus mencari tahu siapa orang yang menculik adikku.

“REL! Siapa itu? Apa yang diingikannya dariku yang miskin ini.”

Aku begitu stress memikirkannya, aku menelpon temanku dan juga menemui tetanggaku, tapi tak ada satupun yang melihat adikku dibawa pergi.


Hari menjelang sore, aku memutuskan untuk ke taman kota mencari keberadaan adikku. Aku tak melapor ke polisi karena takut akan terjadi hal yang buruk padanya.

Aku sampai di taman yang sepi, di sana aku melihat adikku tergeletak di bangku dengan ada cairan merah di bajunya. Hal itu membuatku panik, aku berlari menghampirinya dan langsung menggoyangkan tubuhnya sambil menahan air mata.

“Tidak, jangan mati dik. Bangunlah!”

“Dik...dik.”

Lama aku mengoyangkan tubuhnya yang kecil itu, air mataku juga berjatuhan karena dia belum bangun juga.

Tidak, adikku mati. Ini semua salahku.


Saat aku menangis, tiba-tiba adikku membuka matanya.

“Kakak, ada apa? Kenapa kau menangis?”

Melihatnya yang bangun itu, aku langsung memeluknya dengan erat. Tangisku pun semakin kencang saat memeluk tubuhnya itu.

Tunggu, adikku tidak mati, lalu cairan merah apa yang ada di bajunya.

Dalam kebingungan aku di kagetkan oleh suara wanita yang aku kenal.

“Kau lama sekali, Jhon! Aku dan adikmu bosan menunggu di sini.”

“Rie...”

Wanita itu datang dengan membawa jus strawberry dan beberapa snack di tangannya

“Apa kau tak melihat pesan yang aku tinggalkan kalau kami di sini?”

Hah...pesan yang yang di tinggalkannya, tunggu jadi itu bukan pesan penculikkan.

“Jadi pesan itu darimu?”

“Tentu saja, apa kau tak membacanya? Kami sudah lama di sini menunggumu.”

“Astaga...Jika itu kau, seharusnya tulis namamu. Aku pikir kertas itu dari penculik, kau tahu?”

“Aku sudah menulis namaku. Di situ tertulis REL,kan? Aku menyingkat namaku karena sudah tidak muat di kertas.”

Aku terdiam karena itu, ahh...kenapa aku tak memikirkannya.


REL, Riela Elnsbine. Singkatan dari namanya.

Komentar

  1. Ealah..., bukan penculikan. Si akunya kaya orang linglung. Eh, tapi itu jadi kakak yang baik. Sayang adik, dan... jus strawberry... jadi pengen... >_<
    Aku maniak strawberry nih.... tanggung jawab.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahhh....bikin aja jusnya sendiri.

      Dia linglung karena panik tuh.

      Hapus
    2. Alhasil.., di kantor aku bikin es marimas rasa seteroberi. -_-

      Hapus
    3. ckckckck...marimas
      Nutrisari aja lebih enak.

      Hapus
    4. Nutrisari rasa seterobery ada? Besok beli.

      Hapus
    5. Kayaknya nggak ada deh
      heehehe

      Hapus
  2. Jadi, aku harus ketawa nih? HAHAHA ._.

    Oh iya, beneran kagak nyangka dah, judulnya REL, dan ada gambar Rel di awal, terus ada cewek juga. Aku gak mempermasalahkan cewek, tapi aku kira ini hubungannya sama rel kereta api, terus pas dibaca, eh ternyata (dikiranya) penculikan. Terus, pas sampai, ternyata cuma salah paham. Ini emang kakaknya kagak tau apa dia pergi sama si REL?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak...kan diceritanya si Kakak baru aja sampe ke rumah malah liat rumahnya sepi and Adeknya nggak ada.

      Hapus
  3. Kejutannya keren, ini. Sebagai pembaca, gue ikut dalam cerita yang lu tulis. Hanya saja, jika cerita kejutan begini, coba berikan deskripsi hiperbola sesaat, biar yg baca makin tidak menerka ceritanya.

    Gue aja, gak ngira endingnya malah minum jus strobery, terus kenapa sampe adeknya itu kelihatan tergeltak. Kan dia sadar. Apa mungkin ceritanya dia ketiduran gitu.

    Gue kebanyakan nanya, ni. Keren deh. Gak ketebak ceritanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya masih belum terbiasa pake majas-majas kayak gitu.

      Iya om Pangeran, Adeknya ketiduran.

      Hapus
  4. Setuju sama Ara, gue ga terbiasa pake majas-majas kayak gini. Hehehe.

    Tapi keren sih, gue baca ini kayak lagi baca salah satu cerpennya dewi lestari. Unpredictable. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah terimakasih...saya jadi malu sendiri sampe disamain gitu.

      Hapus
  5. yaleah bang ara -_- gue sampeg kebawa emosi tadi pas sih adik berlumuran cairan merah,. ehh ternyata tertidur pulas si adeknya..
    Cerita.e seru, gue kira ada hubunganya ama rel kreta tapi isinya tentang penculikan dan akhir critanya malah jadi gitu.. aahhh seru deh pkoknya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih gan.
      Kebetulan ini cerita dapet tantangan dari temen FB. Jadi dibuat beda dari Rel yang dia maksud.

      Hapus
  6. Kirain beneran diculik. Kalo diculik yaa lapor polisi aja. :)

    Saran dari gue sih, suruh aja tuh adik lo, kalo nulis jangan gede-gede hurufnya. Supaya muat buat nulis nama. Biar kejadian tadi gak terulang kembali. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ckckck...sayangnya ini cuma fiksi gan...nggak betulan.

      Hapus

Posting Komentar

Pengunjung yang baik selalu berkomentar yang baik dan relevan.
Terimakasih.

Postingan Populer