Bingkisan Rindu di Ujung Tahun




Sebuah pohon besar tumbuh di dekat danau yang tak jauh dari desa kecil di kaki gunung. Sore itu, seorang anak laki-laki berusia 13 tahun sedang duduk di dahan pohon tersebut. Dia bersandar pada batang pohon sambil melihat ke arah danau.

"Sudah hampir malam, aku penasaran apakah mereka bertiga akan datang."

Dia menghela napas sambil mengganti posisi duduknya. "Hah... aku merindukan mereka bertiga."

Sore berganti malam, dia masih di sana dan terus memandang ke arah danau. Tak lama kemudian, terdengar suara terompet dari arah desa yang diikuti dengan lesatan cahaya kembang api yang berpencar di langit malam.

"Ini bahkan belum jam 12 malam, tapi mereka sudah memulai acara tahun barunya. Dasar, mereka itu bodoh sekali," umpat anak laki-laki itu.

"Bukankah kau dulu juga begitu, Rama," ucap suara yang langsung mengagetkan sianak laki-laki.

"Erick," ucapnya sambil melihat ke bawah pohon tempat dia duduk.

"Yo, lama nggak ketemu Rama."



Orang itu bernama Erick, pria 28 tahun yang merupakan teman dari Rama. Dia segera naik ke atas pohon menuju dahan tempat Rama berada.

"Aku kira kau tak akan datang, Erick."

"Bodoh, tentu saja aku akan datang sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Lagipula, bukankah kita berempat sudah berjanji akan datang kemari setiap akhir tahun."

"Berarti tinggal mereka berdua."

"Ya, berharap saja mereka akan segera datang."

"Hoh, bukankah kau hanya berharap Putri yang datang."

"Hei... hei, tentu saja aku berharap agar Zaki juga segera datang."

"Hehehe... aku tahu, aku juga berharap begitu. Sudah lama kita tidak bertemu, tapi aku tak menyangka kalau kaulah yang lebih dulu menyusulku."

"Kamilah yang lebih tak menyangka bahwa kau pergi lebih dulu dari kami semua. Zaki sangat sedih karena kepergianmu, Rama."

"Hahaha... maafkan aku karena meninggalkan kalian."

"Kamilah yang harusnya minta maaf, karena kami membuatmu menunggu lama."

Rama hanya tersenyum setelah Erick mengatakan hal itu. Mereka kemudian terdiam, sambil memandang langit dan danau yang diterangi cahaya bulan. Erick lalu memulai kembali pembicaraan mereka setelah terdiam sesaat sebelumnya.

"Hei, apa Zaki mendatangimu sambil menunjukan cincin pernikahannya dengan Putri?" tanyanya pada Rama.

"Tentu, mereka terlihat senang saat itu."

"Hah, aku sangat iri dengannya. Dia sungguh beruntung karena mendapatkan Putri."

Saat sedang bicara tetang hal itu,  terdengar suara dari kakek-kakek yang muncul mendekati pohon. Dia berjalan pelan hingga akhirnya sampai di bawah dahan tempat Rama dan Erick duduk santai.

"Erick, kau bicara beruntung seakan-akan Putri sudah tak memiliki pilihan untuk menikah dengan pria lain selain aku."

"Zaki, kau datang sekarang," ucap Rama setelah melihat kakek itu.

Rama dan Erick segera turun dari pohon untuk menyambut kakek yang bernama Zaki itu. Wajahnya tersenyum dengan tingkah temannya yang langsung memeluk tubuhnya yang renta.

"Ya, aku baru saja datang. Ini pertama kali setelah sekian lama kita bertemu denganmu Rama. Aku sangat senang dan maafkan aku karena membuatmu menunggu sangat lama."

"Aku juga senang, tak masalah bagiku untuk menunggu kalian," jawab Rama.

"Kau terlihat seperti yang dulu, Rama."

"Tentu, kau sendiri terlihat sangat tua, Zaki."

Sesaat, reuni antara mereka berdua terganggu setelah Erick menanyakan sesuatu pada Zaki.

"Apa Putri tidak bersamamu, Zaki?"

"Tidak, dia tidak ikut. Ini masih belum waktunya untuk datang."

"Oh, begitu. Jadi belum waktunya untuk di sini," ucap Erick.

"Tak masalah, kita masih bisa menunggu Putri untuk tahun depan. Sekarang kurasa kita sebaiknya menikmati malam tahun baru di bawah pohon ini, seperti janji yang kita ucapkan dulu saat berumur 13 tahun," ucap Rama.

“Ya, kau benar Rama. Kita masih bisa menunggunya tahun depan,” ucap Zaki yang setuju dengan perkataan Rama.


Setelah mengatakan hal itu, tubuh Erick dan Zaki menjadi bercahaya. Tak lama kemudian tubuh mereka berubah menjadi seperti anak kecil yang berusia 13 tahun.

Mereka tersenyum, kebahagian terlihat karena mereka dapat mengulang masa kecil mereka lagi. Dimana mereka dapat bermain sepuasnya. Mereka memanjat pohon, mencari serangga dan berenang di danau.

Ditemani suara kembang api, mereka menikmati kebersamaan itu. Hingga akhirnya waktu terlewati, tiga buah kembang api besar melesat dari desa. Menandakan akhir tahun telah terlewati. Larut dalam kesenangan, mereka bertiga berteriak dengan keras "SELAMAT
TAHUN BARU."

Waktu terlewati begitu cepat, tak terasa fajar sudah menyapa mereka yang sejak semalaman terus bermain dan bercanda di malam tahun baru itu. Semua kegiatan mereka dihentikan, mereka semua berdiri menghadap arah danau.

“Inilah momen yang kita tunggu saat tahun baru,” ucap Rama.

Perlahan, matahari menunjukkan tubuhnya di awal tahun baru dengan sinarnya yang begitu hangat. Pemandangan di sekitar danau menjadi sangat indah saat matahari terbit. Cahayanya memantul dan bercahaya di atas permukaan danau, membuat semua yang melihatnya akan berdecak kagum.

“Ini sangat indah, aku bersyukur dapat menikmati pemandangan ini,” ucap Zaki saat itu.

“Walau tahun-tahun sebelumnya aku sudah melihat ini, tapi tetap saja ini sangat mengagumkan,” sambung Erick setelahnya.

“Ya, karena itulah kita berjanji akan berkumpul di sini saat tahun baru. Semoga saja Putri akan bersama kita tahun depan nanti,” balas Rama pada mereka berdua.

Sinar matahari begitu terang, hawa sejuk dari daun dan pepohonan di pagi hari menambah keindahan suasana. Namun sayang, kebersamaan antara mereka bertiga sudah harus berakhir saat itu juga.

“Maaf, kurasa sudah waktunya aku pulang,” ucap Erick.

Tubuhnya perlahan menghilang dari kaki dan terus hingga akhirnya menuju kepalanya. Dalam beberapa detik, tubuhnya sudah hilang sepenuhnya.

“Aku juga harus pergi, maaf meninggalkanmu lagi, Rama,” ucap Zaki.

“Tidak, aku bisa mengerti. Sampai bertemu lagi, Zaki.”

Tubuh Zaki kembali seperti semula menjadi seperti kakek-kakek yang renta, dia tersenyum lalu menghilang bersama dengan angin dan terangnya matahari pagi.

Hanya tersisa Rama sendiri di dekat pohon besar itu, memandang langit pagi yang cerah.

“Aku juga harus kembali.”

Rama berjalan ke balik pohon besar itu, di sana terdapat sebuah makam yang terlihat cukup tua. Rama berdiri di atas makam itu, dia tersenyum lalu menghilang di sana.

***

Ini adalah kisah persahabatan yang terjalin sejak mereka kecil, bersama mereka telah berjanji akan datang ke pohon besar itu saat tahun baru. Namun hal itu tak bisa terjadi setelah salah satu temannya meninggal dunia terlebih dahulu.

Waktu berlalu dan mereka semua terpisah mengikuti takdir, namun tak ada satupun dari mereka yang lupa dengan janji itu. Bahkan setelah 55 tahun berlalu, atau bahkan kematian memisahkan mereka semua. Mereka tetap menepati janji itu, satu persatu datang ke pohon untuk menikmati waktu bersama seeperti saat mereka kecil dulu.

END
 #eventPTPI

Komentar

  1. bagus juga :3 cuma mungkin narasi aja perlu ditambah biar tambah ngefeel :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebetulan ngetik di hp jadi banyak yang diringkas biar muat.

      Hapus
  2. Ceritanya bagus... mampir ke blog aku ya http://lala-sebuahcerita.blogspot.com

    BalasHapus
  3. Jadi ceritanya itu mereka udah pada gk ada? Udh meninggal, tapi ttp dtng ke pohon?
    Ceritanya keren, tapi akunya gagal paham :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup...mereka udah gk ada di dunia.
      paragraf terakhir rasanya udah cukup menjelaskan.

      Hapus
  4. Indah bang ceritanya, andai ada seseorang yang bisa menemani sampai tua dan sampai di alam sana :)

    BalasHapus
  5. wiih keren ceritanya .
    suka buat cerpen ya ?
    salam kenal

    Cah Bantul

    BalasHapus
  6. Artikel nya bagus Mas, Saya jadi nge fell banget!
    Oh iya, BlogMas sudah saya Follow, jika berkenan Follback juga blog saya http://mukeu.blogspot.com/

    BalasHapus
  7. kenapa harus sedih gitu ujungnya gan, kan jadi terharu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya emang suka yg sedih gan

      Hapus
    2. asyiik bener gan asal jngan kehidupan yg asli aja yg sedih..he

      Hapus
    3. iyalah. cuma cerita sedih doank

      Hapus
  8. Ciyeee banyak komentar "Mantap, gan. Bagus bgt ceritanya. Terus ninggalin link." HAhahaha, sabar, ya.

    Mereka adalah manusia yang berbeda dengan gue. Gue bukan tipe komentator demikian.

    Jadi, ini seperti cerita alur yang maju mundur cantik. EH. Maksud gue, maju mundur gitu, ya. Keren cara membawakan, deskripsinya jelas. Hanya saja. Gue kurang dapet nyaman di cerita ini.

    Seakan gue harus meraba-raba per paragraf. Untuk nemuin maksd yang sebenarnya. Meskipun di akhir cerita dijelaskan. Gue baru ngerti. Saran gue, belajar sama yg pinter deh. Gue gak pinter soal nulis-nulis gini. Gue mah, gitu orangnya. :D

    Tapi, pesan moralnya gue suka banget. Persahabatan yg tak terpisah. 55 tahun berlalu bukan waktu yg sebentar, lho. Keren, deh. Bisa menciptakan karakter kek gini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih, pendapatmu sama kayak orang yang di grup. Emang masih kurang nyaman dan masih ada beberapa kesalahannya termasuklah pad bagian narasi.

      Yang cuma bilang bagus gitu emang banyak di sini, seakan hanya datang cuma buat nempelin link aja.

      Hapus
    2. Hahahaha sabar ya mas Ara. Kalo cuman nebarin link, jangan dimoderasi. Gue mah, bukan komentar banyak yg dicari, tapi komentar nyambung dan berkualitas.

      Sukses terus mas.

      Hapus
  9. ini nilai cerpennya tentang persaingankah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih ke persahabatan sejati yang tak pernah berakhir.

      Hapus
  10. Woww, ceritanya bagus, saya suka...

    Setiap cerita dari Ara Story selalu mempunyai makna yang sangat dalam...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kebetulan aja kepikiran sama cerita yang seperti itu.

      Hapus
    2. Ohhh..., ide ceritanya bagus...

      He..he..., bisa dapat ide cerita seperti ini darimana yah? sudah beberapa cerita yang saya baca di blog ini, dan saya rasa cukup menarik.

      Hapus
    3. Saya dapet ide biasanya dari gambar atau nggak dari tantangan atau lomba gitu.

      Hapus
    4. Oh..., suka ikut lomba menulis yah....

      Kalau dasarnya sudah hobi menulis apa saja bisa menjadi inspirasi, bahkan hanya dari gambar bisa langsung membuat cerita menarik, salut dengan blog Ara Story....

      Hapus
    5. lombanya cuma event kecil-kecilan dari grup facebook kok. kebetulan di grup ane tiap rabu ada tantangan bikin cerita dari gambar.

      Hapus
  11. Nice Story bro.. cuma sayang, di bagian atas fontnya agak gede, makin ketengah dan sampe ujung fontnya malah jadi kecil.
    tapi cerita persahabatan dari kecil emang ga ada habisnya buat di bahas. KEREN :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahaha iya, saya baru sadar ternyata gitu font nya jadi aneh bnget

      Hapus
  12. Hahaha....ceritanya kayak Ano Hi Mita Hana...
    balik lagi ke dunia....
    tapi kayaknya gue juga bingung nih waktu awal2 baca ceritanya...
    di akhir baru ngerti, jadi baca ulang lagi deh....
    tapi overall keren kok...

    BalasHapus
    Balasan
    1. sedikit beda lah. di anohana cuma menma yang balik. di sini semuanya yang balik. ckckck

      makasih banyak

      Hapus
  13. Sama kayak komen atas sih, fontnya gak sama dalam satu tulisan.

    Awalnya sempet bingung soalnya Erick dan Rama masih muda tapi Zaki udah tua. Aku pikir Erick dan Rama pake mesin waktu gitu kok masih muda eh ternyata udah pada meninggal.

    Tapi keren sih menurutku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya. mereka kan meninggalnya beda-beda. yang terakhir meninggal si Zaki makanya dia tua banget

      Hapus
  14. wow mantap. keren.. di ceritanya Putri belum mati ya?

    BalasHapus
  15. Saya juga dari awal baca masih menerka-nerka maksud dari cerita ini apa, eh ternyata jawababannya ada di ending dan jelas banget... Jadi yang pada ngumpul itu udah pada meninggal ya? ngeri juga ya.. hehehe

    BalasHapus
  16. Keren banget. Awalnya ngerasa ini cerita yang normal aja. Dan pas baca sampe tengah, pas percakapan yang menunjukan kalau mereka berdua itu sudah meninggal, itu puncaknya aku kagum sama cerita ini. Agak 'deg', soalnya baru ngeh kalau mereka sudah meninggal.

    Terus cerita setelah aku tau kalo mereka udah meninggal itu kok aku ngerasain nggak uhuy (?) lagi ya. Mungkin gara-gara sering baca cerita yang akhirnya mengejutkan. Jadi pas udah terkejut di tengah-tengah cerita selanjutnya nggak terkejut lagi.

    Tapi ini bener-bener cerita yang keren banget. Deskripsinya menurutku jelas sih, aku udah bisa ngebayangin apa yang sedang mereka lakukan, dan apa aja yang ada disekitarnya. Keren banget :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih mas. tapi sayangny saya gagal menang dengan cerita ini. masih da cerita yg lebih keren

      Hapus
  17. Dari segi cerita ini konsepnya seru deh... tentang persahabatan yang berlangsung lama banget bahkan sampe mereka meninggal. Ngeplot ceritanya juga lumayan... sempet ketipu ngira kalau ini cerita persahabatan yang sempet rusak karena cinta tapi bisa baik lagi. eehhh.... taunya bener-bener murni persahabatan bahkan persahabatan yang sampe lintas alam.

    Klo dari segi penulisan, mungkin krn ditulis lewat HP yaaa jadi fontnya gak sama dari atas sampe bawah. Di atas font-nya gede, tapi ke bawah-bawah jadi kecil. Awalnya ngebacanya enak karen fontnya keliatan jadi gak enak harus ngernyit sesuaiin ukuran font yang mengecil.

    Hmmm....dan aku jadi baper sekaran.... kangen sama sahabat-sahabat... :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. wh jangan baper sini mbak saya nggak ada tisu. ntar ingusnya meler tuh

      Hapus
  18. wahh Ceritanya keren. si putri berarti belum meninggal ya di ceritanya

    BalasHapus
  19. lumayan panjang ceritanya..
    tapi kurang nyaman sama fontnya yg beda-beda, bikin kurang konsen saat baca.
    tapi overall bagus ceritanya tentng persahabatan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya,, saya lupa buat ngeditnya lagi nih..

      Hapus
  20. Ceritanya mereka sudah pada meninggal ya? Rama duluan yang mati, terus 2 temannya, sementara putri masih hidup makanya gak dateng. Bahkan setelah jadi setan (?) pun mereka masih memenuhi janji mereka ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas. rama duluan makanya diaa masih muda banget

      Hapus
  21. lagi-lagi aku suka tulisanmu...
    awalnya aku berfikir pertemuan para sahabat yang sudah sukses, yaa mirip cerita negeri 5 menara.. tapi ternyata ceritanya gagal aku tebak, dan penulisnya berhasil :-)

    BalasHapus

Posting Komentar

Pengunjung yang baik selalu berkomentar yang baik dan relevan.
Terimakasih.

Postingan Populer