Aku Sang Garuda
Matahari bersinar dengan indahnya menerangi bumi pagi hari ini. Sinarnya menghapus semua kegelapan di langit. Meski matahari bersinar menghangatkan bumi tapi udara dingin masih kurasakan, memaksaku bangun dari tidurku.
“Ahkk...sudah pagi.”
“Ah...aku terlambat, ayah pasti sudah menungguku di sana.”
Aku bangun, sedikit membersihkan tubuhku lalu pergi ke tempat ayah berada. Hari ini aku akan latihan bersama ayah, katanya latihan ini sebagai tanda kedewasaanku.
Aku sampai di sana, di tempat yang sudah ayah katakan padaku kemarin sore. Sebuah tebing tinggi di area pegunungan tempat tinggalku, di sanalah aku akan berlatih bersamanya.
“Kau sudah sampai, sepertinya tidurmu nyenyak, Hill.”
“Maaf aku terlambat ayah.”
“Tak perlu cemas, apa kau sudah siap memulai latihanmu.”
“Tentu!”
Aku segera mendekat kepada ayah, dia membawaku ke pinggiran tebing. Sisi tebing itu adalah sebuah jurang besr dengan batu tajam yang akan membunuhmu jika kau terjatuh.
Aku melihat ke bawah tebing, kengerian timbul dihatiku saat ini. lalu, aku merasakan sesuatu mendorongku, bukan – ini ayah yang mendorongku menuju jurang itu.
Aku jatuh.
Aku akan jatuh dan mati menghantam batu-batu di jurang.
Aku melihat ke bawah, aku ketakutan, tubuhku tak bisa aku gerakan, aku akan mati.
Kurasakan angin yang kencang mengenai tubuhku dari dasar jurang, itu angin yang kencang hingga membuatku memjamkan mata. Lalu aku mengingat ayah, dia bicara padaku tentang siapa aku, tentang siapa kami tentang segala hal di dunia ini.
Aku mengingatnya, kata-kata dari ayah.
“Kita adalah bangsa yang paling mulia, kita bangsa yang paling disegani dan paling tangguh. Tak ada ketakutan dalam diri kita, keadaan apapun tak kan membuat kita menyerah. Kuatkan diri dan hatimu, bersemangatlah dan banggalah karena kau lahir di dalam bangsa yang hebat. Jika kau lakukan itu maka kau akan mampu terbang bebas di langit.”
Ya, benar! Aku kemari untuk latihan, hal ini tak kan membuatku ketakutan. Aku tak kan menyerah dan aku akan mengerahkan seluruh semangat dan kemampuanku.
Aku lebarkan kedua lenganku, sayap yang besar mengembang diterpa angin yang kencang.
Aku pasti bisa.
Aku akan terbang di langit, aku akan meraih angkasa. Karena aku lahir di dalam bangsa yang hebat, karena aku sang garuda.
Fushhh...
kukepakkan kedua sayapku, lalu meluncur mengikuti arah angin. Sekuat tenaga sayap ini aku kembangkan hingga akhirnya aku terbang di angkasa.
Aku berhasil, aku telah terbang di langit yang luas ini.
“Selamat nak, kau berhasil. Sekarang ikut ayah mengelilingi langit hari ini.”
“Terima kasih ayah! Tapi mau kemana kita?”
“Mengelilingi angkasa ini.”
Aku mengikuti ayah, mengelilingi langit ini, menjelajahi pulau ke pulau yang ada di sekitar kami, menjelajahi angkasa.
Aku adalah bangsa paling tangguh yang menjelajahi langit dengan sayap kami. Aku bangga menjadi garuda.
Palembang, 13 agustus 2014