Penyesalanku Untuk Fira
Kemarin saya posting tulisan saya yang rencananya mau diikutkan dalam nulis bareng blogger energy. Yang kemarin itu yang sudah saya edit. Ada satu lagi tulisan yang lain dan yang ini tulisan asli tanpa saya edit.
Silahkan baca.
==============================================================
Silahkan baca.
==============================================================
source: gosocio.co.id |
“Ki, tolong stop Ki. Jangan gini.”
“Kenapa Fir? Apa salahnya? Aku cinta
sama kamu Fir.”
Aku memeluk erat tubuh mungil Fira, aku
rangkul dia hingga aku rasa tak ingin melepaskannya. Setan apa yang
menguasaiku, hingga aku tak bisa mengendalikan diriku lagi.
“Fira.”
Aku menatap matanya, lalu bibir kami
mulai bersentuhan. Sebuah ciuman biasa yang berlangsung cukup lama sampai aku
mulai memainkan lidahku. Tak ada penolakan darinya, membuat tangan nakalku
mulai aktif untuk mencari permainannya sendiri. Merangkak dan mengelus tubuh
mungilnya, kemudian sampai ke salah satu wilayah yang paling menyenangkan
menurut semua pria.
Aku bisa merasakannya perasaan basah
dari bibirku juga perasaan hangat dari
dua gumpalan daging yang dirasakan oleh kedua tanganku. Aku tahu ini bukan hal
yang baik. Bisa saja orang-orang melihat aku dan Fira yang seperti ini. Lalu
mereka akan berteriak dan mendobrak
masuk pintu yang aku tahu tidak terkunci. Tapi perasaan menyenangkan ini jauh
lebih kuat hingga mengaburkan pikiran warasku.
“Untuk apa lagi Fir berharap sama dia.
Di sini ada aku yang cinta sama kamu.”
Untuk sesaat aku lepaskan ciumanku,
berbicara untuk meyakinkan Fira tentang perasaanku. Dia hanya diam dengan
pandangan mata yang seperti mengharapkan sesuatu dariku. Pikiranku ini busuk,
melihat itu sebagai sebuah kesempatan. Tak puas hanya dengan wilayah atas dari
tubuh Fira, tangan ini mulai menjalar ke bagian paling intim darinya.
Tak butuh waktu yang lama bagi tanganku
untuk masuk ke paling sakral itu. Jari-jariku mulai berekrasi di wilayah
tersebut sampai akhirnya menemukan tempat yang paling tepat. Penuh kehangatan
dan sedikit lembab yang langsung membuat otakku berpikir, “aku tak akan
melepaskanmu.”
Aku ingin membuka pertahanan yang
menyembunyikan wilayah itu dariku. Namun dua buah tangan kecil menekan lalu
mendorong tubuhku menjauh darinya.
“Maaf Ki, aku nggak bisa.”
Fira, dia menolakku.
“Aku nggak bisa Ki. Perasaanku jauh
lebih besar ke dia. Apapun masalahnya, aku akan tetap cinta sama dia.”
Fira, dia berdiri. Mengambil semua
barangnya yang ada di lantai. Tas, handphone, dia ambil lalu melangkah ke luar
dari rumahku. Aku memanggilnya, memegang tangannya mencoba untuk membuat dia
sedikit lebih lama di rumahku.
“Fira...
tunggu Fir. Fira.”
“Maaf Ki, aku harus pulang sekarang.”
“Sorry Fir, aku nggak bermaksud buat-”
“Sudah Ki, sudah. Maaf tapi aku mau
pulang.”
Seperti itulah, dia pergi. Tinggal aku
yang entah menyesali perbuatanku atau malah menyesali dia pergi hingga membuat
hal itu tak terjadi.
Namaku Rizki, aku tahu aku cowok busuk,
brengsek dan punya pikiran kotor. Aku nggak akan mengelak soal itu apalagi
setelah kalian membaca cerita di atas.
Dia Fira, seseorang yang aku kenal tanpa
sengaja dari facebook. Walau dari facebook, tapi aku kenal dia sudah 2 tahunan
lebih dan sudah beberapa kali kami bertemu
dan nonton bareng. Awalnya hubungan kami biasa hanya sebatas teman yang sering
ketemu diakhir pekan. Tapi aku merasa nyaman padanya hingga muncul perasaan yang
lebih kepada Fira. Aku nggak tahu tentang gimana perasaan dia kepadaku. Tapi
sejak kami cukup sering ketemu, aku langsung menargetkan dia sebagai calon pacar. Artinya dia gebetan yang
sedang kuincar agar bisa menjalin kasih.
Tapi hal itu nggak gampang, setelah
cukup lama kami saling kenal. Dia mulai terbuka kepadaku. Dia mulai bercerita
tentang masalahnya kerjaan, keluarga sampai tentang pacarnya.
Iya, aku baru tahu dia sudah punya pacar saat dia cerita masalah yang
dia hadapi.
“Jadi gimana nih, Ki. Ada solusi nggak ya buat aku sama dia.”
“Entahlah Fir, aku juga nggak tahu.”
Saat itu dia sedang bercerita masalah
dia dan pacarnya, aku merasa sakit setelah tahu tentang hal itu. Aku cemburu
dan ingin rasanya membuat mereka putus. Tapi itu nggak gampang, karena aku tahu
Fira sudah cinta mati sama pacarnya. Meski dia sedang ada masalah, Fira tetap
nggak mau putus sama pacarnya itu. Padahal masalah yang dia hadapi itu bukan
masalah kecil.
“Kenapa nggak diputusin aja sih Fir? Dia
nggak baik buat kamu.”
“Aku tahu Ki. Tapi mau gimana lagi, aku
cinta sama dia.”
“Cinta Fir? Tapi kamu juga harusnya
mikir, kalian berdua itu nggak seharusnya jalin hubungan. Kalian itu harusnya
putus aja, masih banyak cowok yang baik untuk kamu Fir.”
Masalah Fira itu cukup mudah
diselesaikan kalau saja Fira mau putus dan nggak berusaha bertahan sama
pacarnya. Tapi sayang dia tetap nggak
mau mendengar ucapanku. Fira lebih memilih untuk tetap bertahan walau hatinya
itu sakit.
Fira, dia menjalin hubungan asmara
dengan seorang pria yang sudah beristri. Dia tahu akan hal itu, bahkan sejak
awal mereka berhubungan. Tapi cinta sudah membutakan, Fira tetap menjalani
hubungan itu seperti tak ada masalah.
Setiap aku dan Fira bertemu, terkadang
kami membahas masalah yang dia hadapi. Entah sudah berapa kali aku meminta dia
untuk putus.
“Fira, lebih baik kau sudahi aja
hubungan dengan cowok itu. Dia Cuma mau
mainin kamu aja.”
“Nggak Ki, aku tahu dia serius sama
aku.”
“Buktinya mana? Dia itu udah nikah Fir,
dia itu punya istri. Kamu harusnya sadar.”
“Tapi dia bilang dia mau cerai, Ki.”
“Dia bilang akan segera nikahin aku
setelah dia cerai dari istrinya. Dia itu nggak bahagia sama istrinya, Ki. Makanya dia memilih aku, aku juga udah
netapin hati aku buat dia.”
Aku ingat saat itu Fira sedikit
membentakku, mungkin kesal dengan ucapanku yang selalu meminta dia putus.
“Fir, kamu sebelumnya ceritakan sama aku
istrinya dia lagi hamil sekarang.”
“Iya, istrinya hamil. Tapi dia bilang
dia akan tetap cerai sama istrinya, Ki.”
“Yang bener aja Fir. Istrinya hamil, dia
nggak bisa cerai sama istrinya. Lagipula itu berarti dia bahagia sama hubungan
dia dengan istrinya itu.”
“Nggak Ki. Dia bilang dia akan tetap
cerai. Setelah bayinya lahir baru dia akan cerai.”
“Jadi kamu mau nunggu Fir”
“Iya, Ki. Aku mau nunggu.”
“Mau berapa lama, Fir? Setahun, dua
tahun, atau kamu mau nunggu dia selamanya.
Mikir Fira, kau itu cantik. Banyak cowok yang pastinya cinta sama kamu.”
Aku sama Fira itu udah terasa sangat
dekat, jadi mungkin karena itulah dia sering
curhat soal masalahnya. Aku juga kadang sering curhat ke dia soal masalahku.
Bisa dibilang hubungan kami itu terasa nyaman walau bukan sepasang kekasih. Aku
selalu punya waktu untuk mendengar curhatannya. Aku nggak pernah ngungkapin
perasaan aku ke dia. Karena aku tahu jika aku ngungkapin perasaan aku, hubungan
kami pasti akan terasa beda.
Setelah Fira bercerita soal istri
pacarnya yang sekarang hamil, Fira mulai sulit untuk aku hubungi. Baik pesanku di FB maupun sms tak pernah dia
balas. Aku tahu, dia sudah mulai menjauh. Mungkin karena nasihat yang selalu
aku berikan agar mereka putus. Padahal itu sebuah saran yang baik untunya, tapi
dia nggak pernah mau mendengarkan.
Hubungan kami mulai renggang dengan
sendirinya. Walau masih ketemuan tapi itu cukup jarang dan Fira pun tidak
pernah lagi membahas masalahnya itu. Dia seperti mengalihkan masalah itu ke hal
lain meski aku menanyakan soal itu.
Lama masalah itu berlarut-larut dan tak kami bahas lagi sampai akhirnya Fira
tiba-tiba datang ke rumahku. Tanpa mengabari lewat sms ataupun telpon, Fira
sudah ada di depan rumahku. Aku lihat matanya sedikit merah, entah apa yang
terjadi aku langsung minta dia untuk masuk ke rumah.
Dia lalu menangis di dalam rumah.
“Kamu kenapa nangis gitu, Fir?”
“Dia, Ki. Cowok aku itu bilang dia nggak
jadi untuk cerai.”
Aku terdiam, aku sudah merasa ini pasti
terjadi sejak pertama Fira cerita tentang pacarnya yang sudah menikah itu. Aku
yakin saat ini Fira nangis karena sudah putus dengan pacarnya itu. Atau bisa
jadi karena pacarnya itu ingin mengakhiri semua hubungan yang sudah mereka
jalani. Namun ternyata aku salah.
“Dia tetap mau jalin hubungan sama aku,
Ki. Aku bilang nggak mau, aku nggak mau Cuma sebatas itu. Aku minta dia untuk
cerai supaya kami bisa nikah.”
“Jadi dia nggak mau ngelepasin kamu
ataupun istrinya.”
“Iya, Ki. Aku bingung sekarang. Aku harus
gimana, aku cinta banget sama dia tapi
nggak mungkin gini terus.”
Fira saat itu menangis, cukup sedih
untuk melihatnya seperti itu. Tapi apa
dayaku, aku nggak bisa ngomong dan nasehatin dia. Aku hanya bisa nunggu sampai Fira
merasa tenang.
Cukup lama, sampai Fira akhirnya
berhenti untuk menangis dan mulai bisa untuk diajak mengobrol seperti biasa.
Dan disitulah aku mengambil kesempatan untuk mengubah pikiran Fira tentang
cowok itu. Mengambil kesempatan untuk
mengungkapkan perasaanku kepadanya.
“Fira, sebenernya aku cinta sama kamu.
Tapi aku nggak pernah ngungkapinnya selama ini.”
Orang bilang saat cewek sedang sedih itu
adalah kesempatan bagus untuk mengambil hatinnya. Hati yang rapuh oleh pacarnya
bisa cukup mudah untuk didapatkan. Aku
tahu itu, dan mulai mengungkapkan isi hatiku ke dia.
“Daripada kamu terus-terusan sakit sama
dia. Kenapa nggak nyoba untuk ngerasa bahagia sama aku, Fir.”
Aku tahu aku pasti bisa mendapatkan
hatinya. Aku sangat yakin soal itu. Tapi setan sudah menguasi hatiku terlebih
dahulu. Aku nggak perlu menjelaskan lagi apa yang terjadi selanjutnya karena
bisa di baca di awal cerita. Ya, aku terbius untuk memiliki Fira bukan hanya
cinta dan hatinya. Aku mengambil kesempatan itu untuk mendapatkan semuanya dari
dia.
Setelah kejadian adegan mesra antara aku
dan Fira, dia benar-benar menghilang. Aku nggak bisa lagi menghubunginya, SMS
atau telpon hanya percuma. Facebooknya
sendiri juga entah kenapa menghilang.
Aku tahu ini salahku sendiri, dan aku
mulai merasa bersalah.
Bila diingat, sudah satu tahun lebih
sejak kejadian di rumahku itu. Fira menghilang, semua karena kelakuan bejatku.
Aku harusnya bisa menahan diriku, tapi memang otakku ini sudah teracuni oleh
hal kotor.
Fira, andainya kami bisa bertemu lagi
atau suatu saat nanti dia datang kepadaku untuk sebuah saran dan curhatan. Hal
pertama yang akan kulakukan adalah meminta maaf untuk kesalahan waktu itu.
Karena kejadian itu adalah penyesalanku sampai saat ini, jadi aku akan senang
jika Fira memaafkanku.
-END-
eh, ceritanya kok hampir mirip dengan masa lalu sy...hehe...jadi berkaca2 sy...salam kenal dan izin follow blognya ya :)
BalasHapussalam kenal juga mas
Hapuswah mirip masa lalunya nih
Dih apaan cowok busuk, aku wangi tau..
BalasHapusCoba kalau Rizki gak terlalu memperlihatkan kalau dia suka banget sampai nafsu buat cium Fira, dia bisa mendapatkan si Fira.
Bapernya dapet sih, cuma aku setuju kalau perlu diedit cuma sayang ya gak sempet.
iya, makanya nggak sempet kemarin. emang butuh banyak perbaikan
Hapussemoga bisa bertemu fira kembali :')
BalasHapuskira2 ini ada lanjutannya gak ya..
nggak ada mas nggak ada lagi
HapusIni fiksi?
BalasHapusKrg greget ya, menurutku
separuh fiksi . iya konfliknya emang nggak begitu wah sih soalnya
HapusWuaaahh, mantap kali nih kak ara fiksinya dibuka dgn adegan panas. Hahaa. Tumben banget. Abs biasanya yg ada dipikiranku soal kak ara itu kalo gak tentang jejepangan, ya berbau horror gitu. Dan ini sgat brbda dri apa yg aku byangkan sblumnya. Tp okee bangeett laahh ini deskripsinya! Kerenn! Jujur aja, aku emg penikmat novel/cerpen yg dewasa2 gini. Wakakaak.
BalasHapusNgmong2, Rizki itu bukannya orgnya pendiem, trs polos gtu yak? Kok tau2 dia berubah jd kyak bgini sih? Wah, parah banget dah emang si Rizki. Dia diem2 ternyataa..... Hmm... Wahahaa *maap, salah fokus*
SI Fira jg, pdhal udh jelas2 mendingan sm si Rizki aja ya, masih menjomblo. Drpda hrs ngerebut suami orang gitu. Ah, namanya jg cerita lah. Kok jd saya yg repot? Hahaa.
Ini tulisannya tdnya pgn diikutsertain buat nulis bareng BE jg apa enggak?
ahahaha... saya ini cukup lumayan kalau bikin cerita dewasa. cuma ya itu. hati saya tertuju pada hubungan yang tak normal ketimbang yg gini.
Hapusiya pengen diikutkan juga kemarin tapi batal
Kalian ngomongin aku ya?
Hapus#GR
Waduuy bangt deh cerita pembukanya ya, bikin berkhayal yang engga engga aja
BalasHapusTp menurut gue konflik ceritanya terlalu ringan euy, dan gak ada klimaksnya gitu. Itu sih menurut gue hehe
btw kasian Fira, ampir kehormatannya direnggut hmmm
ahaha berkhayal apa ni
Hapusiya emang konfliknya ringn kok
kereen ceritanya.
BalasHapusiya makasih
HapusKuk pada bilang konfliknya ringan....??? Menurutku konfliknya panas...alias Hot!!....nih ampek berkeringat meski telat bacanya :D
BalasHapuswaktu pertama baca...sempet kaget..ini bukan situs cerita dewasa kan..hahaha...
BalasHapusmantab lah ..hehe